Tugas : Kelompok
Bahasa
Indonesia
Erniati, S.Pd., M.Pd
Kelompok III
Jannatul Ma’wa
Jusnia
Intan
Purnamasari
Isra Puspita
Yanti
Haerani Amiluddin
Hasli Afrida
yuliana
Kartina
Jumiati Aiman
AKBID MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT. karena rahmat serta
hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Bahasa Indonesia Baku”.
Makalah ini kami buat dengan tujuan menjelaskan secara sederhana
tentang Bahasa Indonesia Baku khususnya bagi generasi muda. Makalah ini juga membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang Bahasa
Indonesia Baku.
Kami
juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah banyak
membantu, mendorong dan membina kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Seperti pepatah yang
mengatakan bahwa “tak ada gading yang tak
retak“ seperti pula makalah ini tentu banyak kekurangan dan kesalahan. Karena itu
para pembaca khususnya pembimbing mata
kuliah ini, dimohon kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan makalah kami selanjutnya.
Makassar, 8 September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA
PENGANTAR ii
DAFTAR
ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pendahuluan Bahasa Indonesia Baku 3
B. Fungsi Bahasa Indonesia Baku 4
C. Ciri-Ciri Bahasa Indonesia Baku 4
BAB III PENUTUP 10
A. Simpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa
merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia yang
lain. Jadi bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Dengan adanya
bahasa kita kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya
melahirkan komunikasi dalam masyarakat. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah
aturan yang baku dalam pengguanaanya, namun dalam prakteknya sering terjadi
penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kata-kata yang menyimpang disebut
kata non baku.
Hal
ini terjadi salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan. Faktor ini
mengakibabkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek didaerah yang
lain, walaupun bahasa yang digunakannya terhadap bahasa Indonesia. Saat kita
mempergunakan bahasa Indonesia perlu diperhatikan situasi dan kondisinya. kapan
kita memakai ragam bahasa baku dan kapan kita memakai bahasa yang komunikatif.
Ragam
bahasa baku dipakai apabila pada situasi resmi, ilmiah. Tetapi ragam bahasa non
baku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, dan di pasar, tulisan
pribadi, buku harian. Oleh karena itu penting untuk diperhatikan penggunaan
ragam bahasa baku dan bukan baku dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan
Masalah
1.
Jelaskan
pendahuluan bahasa Indonesia baku !
2.
Apakah fungsi bahasa Indonesia baku ?
3.
Bagaimana ciri - ciri bahasa Indonesia
baku ?
C. Manfaat
Pembahasan
1.
Untuk mengetahui pendahuluan bahasa Indonesia baku.
2.
Untuk mengetahui fungsi bahasa Indonesia baku.
3.
Untuk mengetahui ciri - ciri bahasa Indonesia
baku.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendahuluan Bahasa Indonesia Baku
Bahasa
merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia yang
lain. Jadi bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Dengan adanya
bahasa kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan
komunikasi dalam masyarakat. Bahasa
Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam penggunaanya, namun dalam
prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kata - kata yang menyimpang disebut kata non baku.
Hal
ini terjadi salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan. Faktor ini
mengakibatkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan di daerah yang lain,
walaupun bahasa yang digunakannya terhadap bahasa Indonesia. Saat kita mempergunakan bahasa
Indonesia perlu diperhatikan dan kesempatan. Misalnya kapan kita mempunyai
ragam bahasa baku dipakai apabila pada situasi resmi, ilmiah.
Tetapi
ragam bahasa non baku
dipakai pada situasi santai dengan keluarga,
teman dan di pasar, tulisan pribadi, buku harian. Ragam
bahasa non baku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam
pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan. Bahasa
tutur mempunyai sifat khas yaitu:
- Bentuk kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung.
- Menggunakan kata-kata yang biasa dan lazim dipakai sehari-hari. Contoh: bilang, buku, pergi, biarin.
Di dalam bahasa tutur, lagu kalimat
memegang peranan penting, tanpa bantuan lagu kalimat sering orang mengalami
kesukaran dalam memahami bahasa tutur.
B.
Fungsi
Bahasa Indonesia Baku
1.
Sebagai
alat komunikasi resmi
2.
Dipergunakan
dalam wacana resmi
3.
Digunakan
dalam pembicaraan resmi
4.
Dipakai
dalam pembicaraan dengan orang – orang yang dihormati
C.
Ciri
– Ciri
Bahasa Indonesia Baku
Yang dimaksud
dengan bahasa baku adalah salah satu bahasa yang dijadikan pokok, yang diajukan
dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa ini lazim digunakan
dalam:
- Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi dan sebagainya.
- Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.
3. Pembicaraan
didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.
- Pembicaran dengan orang yang dihormati dan sebagainya.
Pemakaian (1)
dan (2) didukung oleh bahasa baku tertulis, sedangkan (3) dan (4) didukung oleh
ragam bahasa lisan.
a.
Ragam bahasa baku dapat ditandai dengan ciri - ciri sebagai berikut:
1)
Penggunaan Kaidah Tata Bahasa
Kaidah tata bahasa normatif selalu
digunakan secara eksplisit dan konsisten. Misalnya: Pemakaian awalan me- dan awalan ber- secara eksplisit dan
konsisten.
Bahasa baku: - Gubernur meninjau daerah
kebakaran.
- Pintu pelintasan kereta itu
kerja secara otomatis.
2) Pemakaian
kata penghubung bahwa ada karena dalam kalimat majemuk secara eksplisit.
Misalnya:
Bahasa baku : - Ia
tidak tahu bahwa anaknya sering bolos.
- Ibu
guru marah kepada Sudin, ia sering bolos.
3)
Pemakaian pola frase untuk predikat; aspek + pelaku
+ kata kerja secara konsisten. Misalnya :
Bahasa baku : - Surat
anda sudah saya terima.
Bahasa tidak baku : - Surat anda saya sudah
terima.
4)
Menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek
regional atau unsur gramatikal bahasa daerah. Misalnya:
Bahasa baku: - Dia
mengontrak rumah di Kebayoran lama.
- Mobil paman saya
baru.
Bahasa tidak baku : - Dia
ngontrak rumah di Kebayoran lama
- Paman
saya mobilnya baru.
b.
Penggunaan kata - kata baku
Masuknya kata - kata yang digunakan adalah kata-kata umum
yang sudah lazim digunakan atau yang perekuensi penggunaannya cukup tinggi.
Kata - kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak
digunakan, kecuali dengan pertimbangan-pertimbangan khusus. Misalnya:
Bahasa baku Bahasa
tidak baku
-
Cantik sekali - Cantik banget
-
Lurus saja - Lempeng saja
-
Masih kacau - Masih sembratu
c. Penggunaan
ejaan resmi dalam ragam tulisan
Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disebut
ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EyD) EyD mengatur mulai dari
penggunaan huruf, penulisan kata, penulisan partikel, penulisan angka penulisan
unsur serapan, sampai pada penggunaan tanda baca. Misalnya:
Bahasa baku Bahasa
tidak baku
-
Bersama-sama - Bersama-sama
-
Melipatgandakan - Melipat gandakan
-
Ekspres - Ekspres, espres
d.
Penggunaan Lafal Baku Dalam Ragam Lisan
Hingga saat ini lafal yang benar atau baku dalam bahasa Indonesia belum
pernah ditetapkan. Tetapi ada pendapat umum bahwa lafal baku dalam bahasa
Indonesia adalah lafal yang besar dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau
lafal daerah.
Bahasa baku Bahasa
tidak baku
-
Atap - Atep
-
Kalau - Kalo, kalo’
-
Habis - Abis
e.
Penggunaan Kalimat Secara Efektif
Maksudnya,
kalimat-kalimat yang digunakan dapat dengan tepat menyampaikan pesan dengan
pembicaraan atau tulisan kepada pendengar atau pembaca, persis seperti yang
dimaksud pembicara atau penulis.
Keefektifan kalimat ini dapat dicapai antara
lain dengan:
a) Susunan
kalimat menurut aturan tata bahasa yang benar, misalnya;
·
Bahasa baku :
-
Pulau Buton banyak menghasilkan aspal.
-
Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk
merasa tidak aman dan keluarganya merasa tidak aman.
·
Bahasa tidak baku :
-
Di pulau Buton banyak menghasilkan aspal.
-
Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk
merasa tidak aman dan keluarganya.
b) Adanya
kesatuan pikiran dan hubungan yang logis didalam kalimat. Misalnya:
·
Bahasa baku :
-
Dia datang ketika kami sedang makan.
-
Loket belum dibuka walaupun hari sudah siang.
·
Bahasa tidak baku :
-
Ketika kami sedang makan dia datang.
-
Loket belum dibuka dan hari tidak hujan.
c) Penggunaan
kata secara tepat dan efisien. Misalnya:
·
Bahasa baku :
-
Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini
bertambah.
-
Panen yang gagal memaksa kita mengimpor beras.
·
Bahasa tidak baku :
-
Korban kecelakaan bulan ini naik.
-
Panen gagal memungkinkan kita mengimpor beras.
d) Penggunaan
pariasi kalmat atau pemberian tekanan pada unsur kalimat yang ingin ditonjolkan,
misalnya:
·
Kalimat biasa :
-
Dia pergi dengan diam-diam.
·
Kalimat bertekanan :
-
Pergilah dia
dengan diam-diam.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Bahasa
Indonesia baku adalah bahasa yang terikat dengan kaidah bahasa Indonesia yang
berlaku.
2. Fungsi
bahasa Indonesia baku yaitu :
a. Sebagai
alat komunikasi.
b. Digunakan
dalam wacana resmi.
c. Digunakan
dalam pembicaraan resmi.
d. Dipakai
dalam pembicaraan dengan orang-orang yang dihormati.
3. Ciri
bahasa Indonesia baku, yaitu :
a. Penggunaan
kaidah tata bahasa.
b. Pemakaian
kata penghubung bahwa ada karena dalam kalimat majemuk secara
eksplisit.
c.
Pemakaian pola frase untuk
predikat; aspek + pelaku + kata kerja secara konsisten.
d. Menghindari
pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsur gramatikal bahasa
daerah.
B.
Saran
Penggunaan
bahasa Indonesia baku perlu ditingkatkan dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Zainal, E. 1985.
Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta : Antar Kota.
Badudu, J.S. 1994. Bahasa Indonesia Yang Baku.
Jakarta : Bharata Media.
Char,
Abdul. 1989. Ragam Bahasa Indonesia Yang Baku.
Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
bagus,
BalasHapus